Sunday, November 29, 2009

Film Pembelajaran Komunikasi Terbaik 018


Mau melatih komunikasi antara hati dan pikiran...?, jawabnya gampang. Pergilah ke Bioskop dan tontonlah sebuah film.

Film-film terbaik yang diproduksi saat ini tidak saja menyuguhkan sebuah hiburan, tapi juga mempertontokan penggabungan antara seni komunikasi tingkat tinggi, tekhnik informatika modern, kesabaran luar biasa dan juga membuat kita memperoleh pembelajaran yang berharga untuk hati dan pikiran berkomunikasi.

Lihat contoh sebuah film fenomenal yang akhir-akhir ini menyedot perhatian kita begitu besar, 2012.

Dari segi hiburan, kelihatannya sudah bukan fakor utama lagi. Karena yang dinamakan hiburan mestinya membuat kita menjadi Happy, relax, senang bisa terawa-tawa dan seterusnya.

Tapi tidak dengan film ini, selama proses nonton berlangsung hingga selesai, rasanya boro-boro bisa Happy, relax, atau terawa-tawa. Yang ada serius, mikir dan tak henti-hentinya berdecak kagum.

Kagum karena fokus dan dialog merupakan suguhan komunikasi tingkat tinggi.

Kagum karena pembuatan film ini memperlihatkan hasil olahan tekhnik informatika modern, yang sampai sampai bencana yangterlihat seperti sungguhan dan tidakterkesan di buat-buat.

Kagum terhadap kesabaran dari para pembuat film ini yang begitu memperhatikan hal-hal sedetail mungkin agar tidak lolos dari proses pembuatannya.

dan Kagum juga dengan appresiasi dan kesabaran penonton dari seluruh Dunia yang rela berlama-lama antri untuk mendapatkan ticketnya.

Sampai-sampai karena sabarnya baru hari kesepuluh saya baru kebagian untuk nonton film ini, itupun di pertunjukan jam terakhir, dan juga dengan bangku yang tidak ada kosongnya sampai urutan terdepan.

Tapi seimbang memang hasilnya...

Pulang dari situ hati dan pikiran saya benar-benar tak henti-hentinya saling berkomunikasi memetik hikmah dari pembelajaran yang disuguhkan film ini.

Coba bayangkan, bila bencana global seperti di film itu benar-benar terjadi. Ia meluluhlantakan apa saja dan merenggut nyawa siapa saja tak perduli Bangsa, Agama, Warna Kulit, Anak2, tua, Muda, Laki2, Perempuan, orang Baik, Orang Jahat dst.

Jadi alangkah Naifnya apabila masih saja ada orang-orang yang meributkan bahwa dirinya, atau paham apa yang dianutnya adalah lebih baik dari orang lain, seolah-olah bahwa Sang Pencipta Dunia ini sangat berpihak padanya.

Pada kenyataannya, saat Bencana atau Kiamat itu terjadi, Nggak ada tuh pilih kasih terhadap golongan tertentu. Hanya bagi orang-orang yang saling mengasihi saling perduli dan bisa bekerja sama dan bergotong royong jualah yang akhirnya bisa survive.