Wednesday, May 13, 2009

Mari Belajar dari Komunikasi Politik Jusuf Kalla (JK) 015

SmileyCentral.com
Bagi seorang profesional yang pernah bekerja dalam sebuah perusahaan yang memiliki karyawan dalam jumlah besar, pasti tak asing lagi jika mendengar istilah komunikasi "Good" and "Bad" guy.

"Good" guy and "Bad" guy, kurang lebih peran yang harus dimainkan oleh "Dua orang pemimpin" dimana salah satunya berperan sebagai orang baik, dan satunya lagi seolah-olah sebagai orang jahat. Tapi sebenarnya keduanya adalah bagai sahabat yang saling mengerti dan memahami apa yang sedang diperankan oleh masing-masing

Bagi orang awam kebanyakan, terlihat ke dua orang itu seperti sedang berseteru dan bertengkar. Tapi bagi orang yang mengerti dan memahami serta melihat secara positive thinking, keduanya sedang menyusun srategi agar para karyawan yang tidak suka kepada orang yang dianggap baik, mungkin akan bersimpati kepada sang "Bad" guy. Sedangkan karyawan yang tidak suka kepada orang yang dianggap jahat, mungkin akan bersimpati kepada sang "Good" guy.

Yang jelas dengan adanya 2 pilihan tersebut merupakan strategi yang lebih baik, daripada kedua pimpinan itu dua-duanya disebut "Baik" atau dua-duanya disebut "Jahat", atau dengan kata-kata lain disebut "sekongkol", maka kemungkinan karyawan akan berontak lebih besar.

Bagi kedua orang itu tidak penting siapa bersimpati kepada siapa, karena keduanya sebenarnya sedang berperan untuk suatu tujuan yang lebih utama dan besar "Berlangsungnya kesinambungan perusahaan".

Sekarang mari kita Belajar dari Komunikasi Politik Jusuf Kalla (JK)...

Setelah bekerja sama selama lima tahun dalam suka dan duka merencanakan, menjalankan, melakukan kontrol dan melakukan perbaikan bagi kepentingan Bangsa dan Negara tercinta ini....saya tidak percaya bahwa seorang JK sebegitu bodohnya bisa bertindak emosional, ambisi, dan tuduhan negative lainya.

Saya cuma melihat JK adalah tokoh yang cerdas, menguasai kumunikasi politik dan berani mengambil peran sebagai "Bad" guy, tak perduli dianggap apa yang penting rakyat punya alternatif pilihan.....

Bayangkan......, bila JK beserta Golkarnya manut saja bersama Demokrat. Siapa yang mau jadi lawannya..??, wong sudah pasti kalah kok ngapain juga cape-cape bertarung buang-buang tenaga dan biaya saja. Bisa-bisa cuma ada Capres tunggal, dan sudah pasti tidak sesuai Undang-undang. Selanjutnya bisa dibayangkan Negara tanpa adanya seorang pemimpin...

Justru dengan keberanian JK berperan sebagai "Bad" guy inilah, saya cenderung menilai bahwa JK adalah seorang pahlawan..... Dia tidak memikirkan dirinya sendiri apakah akan kalah atau menang, yang penting negara dan bangsa yang selama ini dengan susah payah dibangun bersama-sama SBY dan dirinya ini selamat....

Disisi lainnya, JK sudah terbukti sebagai bisnisman tangguh. Sebagai seorang bisnisman yang tangguh selalu melihat tantangan sebagai opportunity. Dengan JK berani mengajukan diri sebagai Capres ia telah bertindak "Nothing to loose", kalau rakyat memilihnya dia "Untung" menjadi orang nomor satu di negara ini, tapi kalau dia gagal, tenang saja dia tetap "Untung" karena memiliki seorang sahabat yang menjadi "Presiden".

Lalu bagaimana dengan para politisi dan partai lain yang saat ini begitu hingar-bingar seperti burung berebut remah-remah roti..?

Jangan kuatir, tenang saja. Saya yakin mereka itu tidak seribut seperti yang terlihat. Mereka itu adalah Orang-orang Indonesia pilihan yang pintar dan cerdas, serta sangat menguasai komunikasi politik dan sedang bersandiwara di panggung politik dengan baik.

Yang saya khawatirkan justru sebagian besar orang-orang awam seperti kita ini yang belum bisa melihat sebuah sandiwara betapapun seramnya hanyalah sekedar tontonan, dan para pemainnya justru saling berteman baik. Sedangkan kita sebagai penontonnya sudah bayar ticket malah gak berani pulang karena sandiwaranya seram....

Sponsor: CerGas, Mobil Retro, Wonojoyo