Liputan6.com, Tangerang: Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) nonaktif Antasari Azhar membantah semua isu dan cerita yang berkembang di media massa, perihal dirinya dan kasus pembunuhan direktur salah satu badan usaha milik negara Nasrudin Zulkarnain. Ia juga menegaskan statusnya sampai saat ini masih sebagai saksi. Antasari mengatakan hal itu dalam konferensi pers di rumahnya di Giriloka II, Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten, Ahad (3/5) siang tadi. Dia duduk ditemani sang istri, Ida Laksmiwati, serta sejumlah kuasa hukumnya. Menurut Antasari, statusnya dalam kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnain, adalah sebagai saksi, bukan tersangka. Sebagai penegak hukum, ia akan memenuhi panggilan pemeriksaan oleh Kepolisian Daerah Metro Jaya, besok jam sepuluh pagi [baca: Antasari Gelar Konferensi Pers Siang Ini]. Selain itu, Antasari meminta masyarakat bersikap objektif dan menghormati proses hukum. Untuk itu pula ia mengajukan cuti agar tugas KPK tidak terganggu. Dalam konferensi pers selama sekitar 15 menit, Antasari dua kali mencium sang istri. Bahkan, saat diberi kesempatan berbicara, Ida mengaku percaya sepenuhnya kepada sang suami. Ida mengaku tak kaget dengan rumor seputar suaminya, termasuk soal asmara yang diduga menjadi motif pembunuhan Nasrudin. Sebab, sejak kecil sudah terbiasa dengan hal-hal seperti itu. Kebetulan, ayah Ida juga seorang penegak hukum.(ANS/Abdul Rosyid)
Sekali lagi terbukti, opini publik merupakan salah satu bentuk komunikasi massal yang sangat hebat. Siapapun yang terkena dampaknya dari opini publik ini, bila trendnya ke arah negatif maka ia seperti seorang maling ayam yang kena "Main hakim sendiri", benar atau salah belakangan yang penting bonyok dulu.
Sedemikian hebatnya opini publik negatif ini ini, sampai-sampai mengalahkan berita hari buruh sedunia bahkan hari pendidikan nasional.
Adalah kasus sang pendekar Komisi Pemberantasan Korupsi, Antasari Azhar yang saat ini sedang mengalami hebatnya gempuran opini publik tersebut, benar-benar semaput dibuatnya .
Bagaimana tidak, selama ini bagaikan seorang pendekar yang punya ilmu "lampah-lumpuh" Antasari Azhar bersama padepokan KPKnya, dengan gesit dan tangkas dapat melumpuhkan dan membekuk para koruptor tingkat kakap. Tapi begitu terkena dampak Opini publik negatif ia dibuat tak berdaya. Seperti panas setahun terhapus hujan sehari.
Dimulai dari diri sendiri Sebagai warganegara yang baik, tidak sepatutnyalah kita sok tau dan menduga-duga serta ikut-ikutan berkomentar mengenai kasus ini biarlah aparat yang berwenang yang menanganinya. Dengan demikian kita mulai semakin dewasa untuk tidak terjebak dalam menyumbang opini publik negatif yang semakin besar, karena mudah di manfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Coba simak beberapa berita berikut ini:
Antasari Kembali MembantahMinggu, 3 Mei 2009 - 19:33 wib
JIMBARAN - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berang atas kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) Nasrudin Zulkarnaen yang diduga melibatkan Ketua KPK Antasari Azhar. Dia meminta kasus ini diusut tuntas dan transparan.
"Kasus ini harus ditangani secara transparan. Tidak ada di negeri yang kebal hukum," tegas SBY kepada wartawan di Hotel Intercontinental, Jimbaran, Bali, Minggu (3/5/2009).
SBY mengatakan, kasus ini merupakan kejahatan yang serius. Karena itu, dia meminta aparat penegak hukum menangani kasus ini secara transparan agar diketahui duduk persoalan sebenarnya. "Jangan sampai ada pembelokan sehingga kita gagal menegakkan keadilan yang sebenaranya," imbuhnya.
Sponsor: CerGas, Mobil Retro,Wonojoyo, Film Heboh
Sunday, May 3, 2009
Antasari Azhar dan Opini Publik yang Dahsyat 014
9:10 PM
Tim Komunikasi Hebat
03/05/2009 16:21
SBY Minta Kasus Nasrudin Diusut