Sunday, April 5, 2009

Miss Komunikasi Pemilu 010

SmileyCentral.com

Empat hari lagi dari hari ini, tepatnya pada hari kamis tanggal 09 April 2009. Bangsa Indonesia tercinta ini akan mengadakan pesta demokrasi lima tahunan.

Pesta demokrasi yang dimaksud tentunya adalah diselenggarakannya pemilihan umum untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di kursi dewan rakyat, baik daerah maupun pusat.

Jauh-jauh hari, sebetulnya suasana gegap gempita pemilihan umum ini sudah terlihat dimana-mana, baik itu di media elektronik, media cetak, maupun di jalan-jalan raya yang dipenuhi dengan foto, spanduk dan poster-poster dari berbagai ukuran milik para calon legislatif dari semakin banyaknya partai yang tersedia.

Semestinya dalam suatu suasana pesta pada umumnya, tentu disambut dengan semangat dan kegairahan yang luar biasa, menyenangkan, ditunggu-tunggu hari "H" nya, serta selalu menjadi perbincangan yang menarik untuk dibicarakan.

Tapi aneh, tidak demikian halnya yang terjadi di lingkungan perumahan tempat kami tinggal. Suasana apatis, tidak perduli, masa bodoh, dan yang paling banyak terlihat adalah suasana bingung dari hampir setiap orang penghuni perumahan kami.

Sudah menjadi tradisi bagi perumahan kami, setiap ada kegiatan bersama baik itu acara hari besar keagamaan maupun acara hajatan Nasional seperti ini, hampir setiap warga berkumpul di Gedung Serbaguna untuk membicarakan kepanitiaan, cara-cara penyelenggaraan, pengamanan dan lain sebagainya.

Begitu juga dengan hari minggu ini, semuanya secara kompak berkumpul untuk membicarakan pelaksanaan pemilu pada hari kamis nanti. Demikian juga dengan para ibu rumah tangga juga tak mau ketinggalan, mereka bersama-sama secara sukarela menyediakan konsumsi. Maklumlah, karena perumahan dimana tempat kami tinggal hanya terdiri dari satu RW dengan empat RT. Masing-masing RT terdiri dari sekitar 30 sampai dengan 40 KK.

Pada awalnya, tak ada satupun yang bersedia berkomentar mengenai pemilu kali ini, mungkin semuanya saling menjaga perasaan sesama tetangga, takut kalau kalau ada salah satu tetangga yang fanatik terhadap salah satu partai peserta pemilu.

Namun seperti umumnya dalam suatu komunitas, ada saja salah seorang yang vokal dan memulai pembicaraan mengenai hal ini. Alangkah kagetnya kami semua, ternyata perasaan yang selama ini kami pendam, ternyata semuanya merasakan hal yang sama. "Ada yang mengganjal dalam pemilu kali ini". Coba tengok komentar beberapa warga berikut dari mulai yang vocal sampai dengan yang bijak.

"Saya kasihan pak dengan masyarakat kecil kita, wong saya aja yang melek huruf dan melek teknologi, sudah bisa membayangkan betapa rumitnya kalo saya mesti mebuka lembaran surat suara yang besar..trus disuruh milih. Aaahh....bingung, saya mau coret-coret aja." Terserahlah mau dibilang apa kek toh ngga ada yang tau." "Tapi kalau pemilihan presiden...oh saya sudah pasti yakin sama pilihan saya"

"Kalau saya bingungnya gini.., kog para caleg itu kayak yang nggak yakin sama partainya sendiri, kenapa mereka musti berlomba-lomba menonjolkan diri." "Kan harusnya kita tuh milih gambar partainya aja, lah nanti kalo partainya menang, yah para caleg itu harus legowo dengan keputusan partainya siapa yang pantas mewakili partai menjadi anggota dewana." "Nah kalo ini yang terjadi kan paling surat suara itu yah cukup gambar partainya doang, kan jadi effisiensi dan gak buang buang uang negara"

"Yang saya masih jadi tanda tanya, caleg-caleg itu bikin spanduk, bikin iklan, bikin poster modalnya dari mana ya..?" "Lah mustinya kan itu modalnya sendiri." "Lah trus kalo kita milih dia, apa nggak dosa kita nanti kalo dia menang dia mencari modalnya biar bisa kembali dari rakyat juga kan?"

"Nih berita yang ini lebih heboh lagi.., katanya rumah sakit jiwa dimana-mana sudah siap-siap" "Karena sebentar lagi akan banyak orang gila baru, modal habis, nggak kepilih, ujung-ujungnya bakal jadi pasien.." "Masya Alloh..kog sampai segitunya orang bela-belain mau jadi wakil kita?"

Sebenarnya masih banyak komentar yang semakin lama semakin seru, semakin membuat apatis dan semakin membingungkan..... Dalam komunitas manapun, adalah seorang sesepuh dan bijak yang selalu dapat mendinginkan suasana dengan positif thinkingnya.

"Para bapak dan ibu sekalian, saya menggambarkan bahwa pemilu kali ini memang terjadi Miss Komunikasi atau salah paham. "Dan ini adalah ujian bagi kita.., karena yang namanya salah paham itu pasti membingungkan."

"Bayangkanlah.., dalam suasana yang membingungkan kita selalu dihadapkan seperti memperoleh buah "simalakama", "Kalau kita tidak makan Ibu mati", "Kalau kita makan Bapak mati" "Tidak ada pilihan..."

"Jadi saya sarankan lebih baik pertama Bismillah...toh kita punya Tuhan, lalu kita makan saja..paling tidak kalau ditanya kita bisa jawab bahwa buah simalakama itu ada rasanya...memang ada resikonya, tapi lebih parah kalau tidak dimakan...atau golput, sudah sama-sama kehilangan, tidak tau rasanya buah simalakama, dan bagaikan kita tak ber Tuhan, belom apa-apa sudah nyerah...."

Hmmhh....suatu pesan yang bijak, ditengah Miss Komunikasi Pemilu.

Sponsor Cergas, Mobil Retro, Wonojoyo