Adalah kisah seorang ibu yang saat ini sedang ramai diberitakan di media-media masa, di televisi dan iternet, adalah bahasa dengan cara komunikasi terbaik di dunia....bahasa bathin.
Sebagai seorang ibu ia merasa begitu gelisah, begitu menghawatirkan kondisi sang anak Manohara yang diduga saat ini tengah mengalami penderitaan yang luar biasa karena diperlakukan tidak manusiawi oleh seorang pangeran dari negara tetangga kita.
Aneh..., sebagai bangsa yang besar, kelihatannya kita ini sudah mati rasa, tidak perduli dengan keadaan saudara sebangsa kita sendiri.
Sudah jelas ibu ini tengah berteriak-teriak dan khawatir setengah mati untuk meminta bantuan mengenai kondisi anak tercintanya, kelihatannya hanya dijadikan komoditi tontonan tanpa pernah ada suatu tindakan yang nyata untuk menolongnya.
Lebih miris lagi bukannya segera ditolong, ia malah dituduh mencari popularitas....
Popularitas apa....? bahkan sang ibu bereriak lantang kalau cuma ingin memperoleh popularitas dia lebih rela loncat dari tugu monas yang terkenal itu, asalkan anaknya terlepas dari cengkraman marabahaya.
Permintaanya cuma satu, segera tunjukkan sang anak tercintanya itu di muka umum, atau perlihatkan dulu sang anak itu di depan matanya dan mata semua orang, serta biarkan mulut sang Manohara sendiri yang bicara bahwa saat ini dia memang dalam keadaan sehat walafiat dan jauh dari kondisi yang dikhawatirkan ibunya.
Bila itu dilakukan oleh sang pangeran dan keluarganya, dan bila terbukti bahwa anaknya baik-baik saja, bahkan ia menyatakan rela dituntut apapun termasuk menghuni jeruji besi.
Saya kira itu suatu permintaan yang sangat pantas serta tidak memikirkan resiko atas dirinya sendiri....dan sekali lagi itu timbul karena Bahasa Ibu dan anaknya adalah komunikasi terbaik di Dunia.
Lalu mengapa sang pangeran tidak segera memenuhi permintaan sang ibu itu...?, apakah tidak pantas seorang menantu yang pangeran itu berhadapan dengan mertuanya sendiri..?. Atau ia tidak memandang sebelah mata karena sang ibu adalah orang Indonesia yang bisa dihina kapan saja dia mau, karena tidak pernah di bela oleh bangsanya sendiri.....atau karena memang benar apa yang dituduhkan sang ibu bahwa ia melakukan tindak kesewenangan terhadap anaknya itu, sehingga terkesan mengulur-ulur waktu menunggu luka fisik sang anak sembuh.
Sekali lagi aneh......
Atau jangan-jangan bangsa kita ini yang aneh...., hingga cara komunikasi terhebat di Dunia antara seorang ibu dan anaknya sendiri...sudah tidak bisa kita lihat dan dengar alias kita sudah menjadi bansa yang buta dan tuli.
JAKARTA - Manohara Odelia Pinot diduga mengalami KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) sejak berumah tangga dengan Tengku Temenggong Muhammad Fakhry Petra. Manohara yang sering menangis, sulit lepas dari sang pangeran.
"Bagaimana Manohara mau melangkah dari situ? Ke mana Manohara pergi dan melangkah ada yang menjaga," kata ibunda Manohara, Daisy Fajarina, di Warung Ampera, Jalan Ahmad Dahlan, Jakarta Selatan, Senin (20/4/2009).Manohara sulit lepas...
sponsor: Cergas, Mobil Retro, Wonojoyo
Sebagai seorang ibu ia merasa begitu gelisah, begitu menghawatirkan kondisi sang anak Manohara yang diduga saat ini tengah mengalami penderitaan yang luar biasa karena diperlakukan tidak manusiawi oleh seorang pangeran dari negara tetangga kita.
Aneh..., sebagai bangsa yang besar, kelihatannya kita ini sudah mati rasa, tidak perduli dengan keadaan saudara sebangsa kita sendiri.
Sudah jelas ibu ini tengah berteriak-teriak dan khawatir setengah mati untuk meminta bantuan mengenai kondisi anak tercintanya, kelihatannya hanya dijadikan komoditi tontonan tanpa pernah ada suatu tindakan yang nyata untuk menolongnya.
Lebih miris lagi bukannya segera ditolong, ia malah dituduh mencari popularitas....
Popularitas apa....? bahkan sang ibu bereriak lantang kalau cuma ingin memperoleh popularitas dia lebih rela loncat dari tugu monas yang terkenal itu, asalkan anaknya terlepas dari cengkraman marabahaya.
Permintaanya cuma satu, segera tunjukkan sang anak tercintanya itu di muka umum, atau perlihatkan dulu sang anak itu di depan matanya dan mata semua orang, serta biarkan mulut sang Manohara sendiri yang bicara bahwa saat ini dia memang dalam keadaan sehat walafiat dan jauh dari kondisi yang dikhawatirkan ibunya.
Bila itu dilakukan oleh sang pangeran dan keluarganya, dan bila terbukti bahwa anaknya baik-baik saja, bahkan ia menyatakan rela dituntut apapun termasuk menghuni jeruji besi.
Saya kira itu suatu permintaan yang sangat pantas serta tidak memikirkan resiko atas dirinya sendiri....dan sekali lagi itu timbul karena Bahasa Ibu dan anaknya adalah komunikasi terbaik di Dunia.
Lalu mengapa sang pangeran tidak segera memenuhi permintaan sang ibu itu...?, apakah tidak pantas seorang menantu yang pangeran itu berhadapan dengan mertuanya sendiri..?. Atau ia tidak memandang sebelah mata karena sang ibu adalah orang Indonesia yang bisa dihina kapan saja dia mau, karena tidak pernah di bela oleh bangsanya sendiri.....atau karena memang benar apa yang dituduhkan sang ibu bahwa ia melakukan tindak kesewenangan terhadap anaknya itu, sehingga terkesan mengulur-ulur waktu menunggu luka fisik sang anak sembuh.
Sekali lagi aneh......
Atau jangan-jangan bangsa kita ini yang aneh...., hingga cara komunikasi terhebat di Dunia antara seorang ibu dan anaknya sendiri...sudah tidak bisa kita lihat dan dengar alias kita sudah menjadi bansa yang buta dan tuli.
JAKARTA - Manohara Odelia Pinot diduga mengalami KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) sejak berumah tangga dengan Tengku Temenggong Muhammad Fakhry Petra. Manohara yang sering menangis, sulit lepas dari sang pangeran.
"Bagaimana Manohara mau melangkah dari situ? Ke mana Manohara pergi dan melangkah ada yang menjaga," kata ibunda Manohara, Daisy Fajarina, di Warung Ampera, Jalan Ahmad Dahlan, Jakarta Selatan, Senin (20/4/2009).Manohara sulit lepas...
sponsor: Cergas, Mobil Retro, Wonojoyo