Saturday, March 21, 2009

Pengendalian Hasrat, Nafsu, Emosi 008

SmileyCentral.com
Salah satu komponen penting dalam jiwa raga seorang manusia adalah adanya sebuah Hasrat, yang sering juga disebut sebagai nafsu, emosi, ego dan sebagainya.

Hasrat atau nafsu ini terasa sekali kehadirannya pada saat "kepentingan pribadi" muncul. Seperti adanya sebuah dorongan energi yang timbul untuk memenuhi keinginan dari kepentingan pribadi tersebut.

Manakala keinginan dari kepentingan pribadi ini timbul sedemikian kuatnya, maka biasanya nafsu ini pun menjadi semakin besar dan terkadang sulit sekali untuk dikendalikan.

Hebatnya lagi, nafsu ini bisa bermain di kedua sisi mata pisau. Hal baik maupun hal buruk, kedua-duanya bisa dialiri oleh nafsu. Sehingga bila tidak dikendalikan, hal yang baik bisa menjadi buruk dan hal yang buruk bisa semakin buruk.

Sebagai contoh, seorang yang punya keinginan baik untuk berolah raga agar badannya menjadi sehat, dengan dorongan nafsu yang tidak terkendali, ia akan melanggar prinsip-prinsip dari cara-cara untuk menjadi sehat itu sendiri. Alhasil, sampai kapan pun ia tidak akan memperoleh kesehatan yang diinginkannya melainkan cenderung menjadi sakit.

Contoh lain, seorang yang punya keinginan baik untuk menasehati orang lain yang menurutnya menyimpang dari sebuah norma yang ada, dengan dorongan nafsu yang tidak terkendali malah membuatnya menjadi mengeluarkan sumpah serapah yang jauh dari nasehat yang menjadi tujuan utamanya.

Untuk contoh keinginan buruk sudah pasti lebih jelas lagi akibatnya. Dalam suasana kemacetan di jalan raya, seorang yang tidak sabar dan punya niat untuk melabrak angkutan umum yang dituduhkannya membuat kemacetan, dengan dorongan nafsu bisa keluar dari kendaraannya untuk bersitegang dengan supir angkot. Tanpa disadarinya, bukan menjadikan lalu lintas menjadi lancar malah sebaliknya semakin membuat keadaan semerawut.

Dan masih banyak lagi contoh kasus gara-gara si nafsu ini.

Mengingat pentingnya unsur pengendalian nafsu ini dalam membentuk pribadi yang dewasa dan mampu menghadirkan diri menjadi Tim Komunikasi Hebat, maka sebelum dorongan nafsu itu muncul perlu dipertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

Tanyakan pada diri sendiri, apa betul hal yang ingin dilakukan bukan semata untuk kepentingan pribadi..? Ingin di anggap..? Ingin dibilang paling..? Ingin dipuji..?

Jangan pernah mencari "Pembenaran" atas hal apapun. Kalau benar ya benar, terus pertahankan. Kalau salah ya salah, berusahalah memperbaikinya. Kalau doyan ya doyan aja, teruskanlah selama masih enak dan berusaha menguranginya.

Seorang yang doyan merokok tidak perlu mencari dalil begini-begitu untuk kesenangannya merokok. Apapun ceritanya diri sendiri pasti menyadari kok merokok itu salah, tidak sehat, ada effek buruknya. Tapi ya kalo doyan merokok aja terus, selama tidak merugikan orang lain. Misalnya merokok dalam bus atau tempat umum yang jelas-jelas ada tulisannya dilarang merokok.

Demikian juga untuk hal lainnya.

Bila kedua hal sederhana itu bisa dipahami, secara otomatis pengendalian hasrat dan nafsu itu akan berjalan secara otomatis dan berkelanjutan.

Selanjutnya, dalam tingkatan yang lebih lanjut, semakin lama hasrat, nafsu atau apun namanya itu akan terasa semakin dapat ditekan, dan tidak lagi berada di kepala dan dada, melainkan berada di telapak kaki.

Jika nafsu sudah berada di telapak kaki, berbahagialah anda karena sudah berada dalam kedewasaan yang nyata sebagai salah satu syarat untuk membentuk diri menjadi tim Komunikasi Hebat.