Monday, February 2, 2009

Pola Berfikir Positive Thinking 006

SmileyCentral.com
Seiring berputarnya waktu, akan selalu ada dua hal yang berjalan beriringan dengan kutub yang berlawanan. Yaitu hal yang bersifat Positive dan hal yang bersifat Negative.

Coba lihat beberapa sifat berikut:

Positive x Negative
Cinta x Benci
Rindu x Dendam
Rendah hati x Tinggi hati
Hidup x Mati
Tenang x Cemas
Sportive x Licik
Tulus x Basa-Basi
Ikhlas x Pamrih
Dewasa x Childish

Dan masih banyak lagi sifat-sifat seperti diatas yang tidak saya sebutkan.

Hal Positive dan Negative tersebut, memiliki batas pemisah yang sangat tipis karena keduanya sebenarnya memiliki “Makna” yang sama.

Terbentuk dari cara berfikir yang berbeda, latar belakang yang berbeda, pengalaman hidup yang berbeda.

Khususnya adalah cara berfikir.

Sifat positive diperoleh dari keseimbangan antara penggunaan akal dan hati nurani (lihat article sebelumnya). Sedangkan sifat negative diperoleh dari terlalu kuatnya penggunaan akal dan mengesampingkan hati nurani.

Apabila seseorang telah terbiasa selalu menggunakan keseimbangan akal dan hati nurani, maka lama-lama akan terbentuk pola berfikir yang positive.

Sedangkan seseorang yang telah terbiasa hanya menggunakan akalnya, lama-lama akan terbentuk pola berfikir yang negative.

Oleh karena itu, dari Pola berfikirnya manusia bisa dibedakan menjadi dua jenis yaitu yang menggunakan cara berfikir positive (Positive Thinking) disebut dengan Positive Thinkers, dan yang menggunakan cara berfikir negative (Negative Thinking) disebut dengan Negative Thinkers.

Penggambaran dibawah ini dapat menyimpulkan apa yang dimaksud dengan Makna yang sama dalam tanda kutip.

Perhatikan…
Seorang Positive Thinkers akan memaknai rasa sayang dengan Cinta melalui sebuah kekaguman, kasih yang tulus, bersedia memberi, penuh pengertian, menerima perbedaan, termasuk di dalamnya rasa tidak mutlak harus memiliki. Dengan Cinta inilah bila ia sudah mendapatkan sesuatu yang dicintainya dan sesuatu itu suatu saat berpisah darinya, dia akan ikhlas serta mengingatnya dengan hal-hal yang baik dan indah.

Seorang Negative Thinkers akan memaknai rasa sayang dengan Benci yang sangat. Terutama sekali kebencian ini timbul apabila sesuatu yang disayanginya lepas dari genggamannya. Hal ini timbul karena selama ini dia sudah merasa memberikan segalanya tanpa menyadari bahwa apa yang diberikannya itu semata-mata karena pamrih. Tidak akan pernah ada baik dan indahnya sesuatu yang lepas dari dirinya itu karena sudah tidak bermanfaat lagi bagi kepentingannya. Karena terlalu benci inilah, sekali lagi tanpa disadari dia selalu ingat akan sesuatu itu. Dan rasa ingat itulah sebetulnya rasa Cinta yang tidak diakuinya.

Ketika ingatan akan sesuatu yang telah berpisah darinya begitu kuat, maka bagi seorang Positive Thinkers akan timbul suatu ke rinduan yang mendalam. Apabila kerinduan ini terhadap seseorang, maka ia ingin berjumpa kembali. Ingin mengulang masa-masa indah bersama, atau hanya sekedar saling menceritakan kenangan indah bersama di masa lalu.
Dan ketika pertemuan itu terjadi, mereka akan terlihat bahagia, saling bertukar fikiran dan pengalaman yang berguna bagi masing-masing yang dialami ketika saling berpisah. Tidak ada satupun diantara mereka yang mau menceritakan kesulitan masing-masing, karena tidak ingin membuat salah satunya menjadi susah.

Selama menunggu masa pertemuan kembali itu bila ia bertemu dengan orang lain, ia akan selalu bercerita tentang seseorang yang dirindukannya itu. Semua cerita yang baik, lucu, menarik selama kebersamaanya. Dan tidak ada sedikitpun cerita buruk yang akan diungkapkan dalam pembicaraannya itu.

Lain lagi dengan seorang Negative Thinkers, ketika ingatan kebenciannya sudah tak tertahankan lagi, maka akan dilampiaskan dalam suatu Dendam yang luar biasa dalam.

Dendam ini begitu besar, hingga ia merasa tak seorangpun pantas berteman dengan seseorang yang dibencinya itu. Kepada setiap orang yang dijumpainya ia akan berusaha menarik simpati orang lain yang diajaknya bicara itu dengan cerita yang menjelek-jelekan orang yang pernah berhubungan dengannya. Betapa ia telah memberikan segalanya kepada orang itu, namun malah ditinggalkan, dan merasa dikhianati.

Pada saat terjadi perjumpaan yang umumnya tak disengaja, sebisa mungkin ia akan menghindar. Apabila harus bertatap muka, maka ia akan berbicara dengan sangat terpaksa. Seluruh pembicaraannya merupakan basa-basi dan dilakukan sangat terlihat dibuat-buat.

Apalagi bila orang yang dijumpainya ini ternyata lebih berhasil dari dirinya serta memiliki sesuatu yang lebih dari dirinya. Maka semakin membaralah dendam yang membakar dirinya.

Ada satu sifat yang sangat menyolok dari seorang Positive Thinkers. Bila ia berbicara sangat terlihat bahwa seluruh pembicaraannya tersambung dengan hati nuraninya.
Membuat dirinya selalu terlihat Rendah hati, tenggang rasa dan tidak mudah tersinggung. Kalaupun ia bercanda, orang lain yang mendengarnya tidak pernah bisa tersinggung apalagi marah. Meskipun sewaktu bercanda itu ia seolah-olah menunjukkan cara bicara yang serius. Mereka semua maklum, bahwa pembicaraan itu masuk katagori sedang bercanda.

Sedangkan satu sifat yang menyolok dari seorang Negative Thinkers adalah Tinggi hati. Sombong, iri dan dengki, suka pamer dan senang dipuji. Bila ia berbicara kalau tidak membicarakan dirinya sendiri dan keahliannya yang membuatnya sukses, ia pasti akan membicarakan dan memamerkan benda-benda miliknya yang dipujinya setinggi langit dan paling terbaik dibanding milik orang lain. Anehnya bila benda itu kemudian menjadi berpindah tangan, semisal dijual olehnya. Benda itu tidak akan pernah ada bagus-bagusnya lagi.

Lebih mengenaskankan lagi, orang yang tinggi hati selalu ingin menjadi pusat perhatian. Saat orang lain bercanda, ia juga tak mau kalah ikut-ikutan bercanda. Sayangnya bercandanya ini karena tidak mengandung tenggang rasa dan perduli pada orang lain, maka akan lebih terkesan memalukan.

Yang lebih menarik adalah beberapa hal berikut,

Bila seorang Positive Thinkers bertemu dengan sesamanya, maka akan terjalin suatu ikatan yang kuat dan semakin lama semakin besar.

Sedangkan bila seorang Negative Thinkers bertemu sesamanya, mereka akan terlihat akur didepannya, tapi dibelakangnnya mereka akan berusaha saling menjatuhkan.

Dan bila seorang Positive Thinkers bertemu dengan seorang Negative Thinkers, dia akan membiarkan si Negative Thinkers mendominasi pembicaraan dan membangga-banggakan dirinya. Namun dibalik itu semua ia sebenarnya tengah mempermainkan si Negative Thinkers bagaikan seorang dalang tengah mempermainkan wayangnya tanpa pernah disadari sedikitpun oleh si Negative Thinkers.

Seperti bahasan diawal, maka dalam hidup ini berhati-hatilah dalam memilih cara berfikir. Karena hanya Pola Berfikir Positif Thinking lah yang bisa merubah sifat dan karakter seseorang menjadi semakin baik dan bisa membentuk suatu Tim Komunikasi yang Hebat, serta tidak tergantung sama sekali dengan latar belakang dan pengalaman hidup sebelumnya.