Dalam suatu acara dinner formal disebuah ballroom salah satu hotel berbintang lima, mata saya tertuju kepada seorang laki-laki muda sekitar 35 tahun yang baru saja masuk kedalam ruangan. Pakaiannya sederhana hanya menggunakan celana jean dan kaos oblong tertutup jas hitam yang dibiarkan terbuka kancingnya, cukup kontras dibanding kebanyakan orang yang menggunakan jas lengkap. Jalannya sangat tenang, penuh percaya diri dan dengan tersenyum dia menyalami beberapa orang yang tengah duduk dibeberapa meja makan yang dilaluinya sebelum akhirnya dia sendiri duduk dikursi satu meja dengan saya.
Ada sekitar 5 orang termasuk saya yang duduk dimeja makan itu, seluruhnya berdiri sebentar untuk menyalaminya. Saat bersalaman dan tangannya terjulur ke arah saya, sekilas saya melihat dia menggunakan jam tangan biasa saja casual, namun di jari manisnya saya melihat kemilau batu permata berwarna hijau dikelilingi oleh batu2 kecil yang berkilauan sangat indah.
Karena dia duduk tak jauh dari saya, dari acara dimulai, makan malam bersama, hingga acara berakhir tak henti-hentinya kami saling mengobrol hingga kami tersadar hanya tinggal beberapa orang saja yang berada diruangan itu yang membuat kami menutup pembicaraan dan saling berjanji untuk bertemu kembali dilain waktu setelah saling menukar contack identity kami masing2 tentunya.
Dari pertemuan itu saya terkesan sekali dengan beberapa kalimat yang dia lontarkan, setelah tentunya dimulai dengan pujian saya dalam mengagumi cincin bertahtakan batu permata yang dikenakannya.
"Untuk menunjukkan jati diri kita pak didalam ruangan seperti ini, tidak mungkin saya bilang pakai mobil apa, karena sebagus-bagusnya mobil yang saya pakai tetap saja harus diparkir di basement...tidak mungkin dibawa keruangan ini"
"Saya tidak tertarik untuk menggunakan jam tangan mahal, karena itu tidak ada hubungannya dengan kekuatan alam. Itu hanya sama dengan kita memamerkan berapa banyak uang yang kita kantongi dan kita julurkan disaku baju kita agar semua orang melihatnya...."
"Oleh sebab itu orang-orang hebat dan raja2 jaman dulu menggunakan "Birthstone" bukan jam tangan.."
"Kekuatan alamnya batu Zamrud inilah yang saya yakini memiliki gelombang yang cocok dengan saya, karena kebetulan saya lahir Bulan Mei"
"Ini yang membuat saya sangat percaya diri dalam bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain pak, karena saya meyakini betul kecocokan gelombang nya tadi yang menambah positif saya dalam meraih cinta dan kesuksesan"
"Saya cukup banyak koleksi batu permata yang lain pak ada Garnet, Amethyst, Diamond dll tapi hanya koleksi....yang selalu saya gunakan hanya yang bermata Zamrud, yah...yang lain biasanya buat gift atau sekadar hobby dengan teman atau relasi pak"
Wow....
Luar biasa. Masih muda, memiliki beberapa usaha industri yang tersebar di sekitar Jakarta dan Surabaya, low profile, percaya diri yang tinggi, komunikator yang handal, dan...memiliki ilmu tentang Gaya Bicara Birthstone yang hebat.
Masih banyak sebenarnya yang saya ingin share dalam blog saya ini tentang Birthstone yang sangat menarik perhatian saya, dan saya peroleh dari kolega saya itu sehingga mengalahkan topik utama dalam undangan dinner itu sendiri. Tapi berhubung cukup panjang lebarnya mengenai hal ini, saya kira kita lanjutkan kemudian saja.
Ada sekitar 5 orang termasuk saya yang duduk dimeja makan itu, seluruhnya berdiri sebentar untuk menyalaminya. Saat bersalaman dan tangannya terjulur ke arah saya, sekilas saya melihat dia menggunakan jam tangan biasa saja casual, namun di jari manisnya saya melihat kemilau batu permata berwarna hijau dikelilingi oleh batu2 kecil yang berkilauan sangat indah.
Karena dia duduk tak jauh dari saya, dari acara dimulai, makan malam bersama, hingga acara berakhir tak henti-hentinya kami saling mengobrol hingga kami tersadar hanya tinggal beberapa orang saja yang berada diruangan itu yang membuat kami menutup pembicaraan dan saling berjanji untuk bertemu kembali dilain waktu setelah saling menukar contack identity kami masing2 tentunya.
Dari pertemuan itu saya terkesan sekali dengan beberapa kalimat yang dia lontarkan, setelah tentunya dimulai dengan pujian saya dalam mengagumi cincin bertahtakan batu permata yang dikenakannya.
"Untuk menunjukkan jati diri kita pak didalam ruangan seperti ini, tidak mungkin saya bilang pakai mobil apa, karena sebagus-bagusnya mobil yang saya pakai tetap saja harus diparkir di basement...tidak mungkin dibawa keruangan ini"
"Saya tidak tertarik untuk menggunakan jam tangan mahal, karena itu tidak ada hubungannya dengan kekuatan alam. Itu hanya sama dengan kita memamerkan berapa banyak uang yang kita kantongi dan kita julurkan disaku baju kita agar semua orang melihatnya...."
"Oleh sebab itu orang-orang hebat dan raja2 jaman dulu menggunakan "Birthstone" bukan jam tangan.."
"Kekuatan alamnya batu Zamrud inilah yang saya yakini memiliki gelombang yang cocok dengan saya, karena kebetulan saya lahir Bulan Mei"
"Ini yang membuat saya sangat percaya diri dalam bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang lain pak, karena saya meyakini betul kecocokan gelombang nya tadi yang menambah positif saya dalam meraih cinta dan kesuksesan"
"Saya cukup banyak koleksi batu permata yang lain pak ada Garnet, Amethyst, Diamond dll tapi hanya koleksi....yang selalu saya gunakan hanya yang bermata Zamrud, yah...yang lain biasanya buat gift atau sekadar hobby dengan teman atau relasi pak"
Wow....
Luar biasa. Masih muda, memiliki beberapa usaha industri yang tersebar di sekitar Jakarta dan Surabaya, low profile, percaya diri yang tinggi, komunikator yang handal, dan...memiliki ilmu tentang Gaya Bicara Birthstone yang hebat.
Masih banyak sebenarnya yang saya ingin share dalam blog saya ini tentang Birthstone yang sangat menarik perhatian saya, dan saya peroleh dari kolega saya itu sehingga mengalahkan topik utama dalam undangan dinner itu sendiri. Tapi berhubung cukup panjang lebarnya mengenai hal ini, saya kira kita lanjutkan kemudian saja.