Friday, January 23, 2009

Persahabatan Dua Kutub Magnit Berbeda 004

SmileyCentral.com
Syarat terciptanya Tim Komunikasi Hebat, antara lain Bersahabat Dengan Diri Sendiri. (Lihat Doc.02).

Namun sebelum saya bertukar pikiran dengan anda mengenai hal tersebut, ada baiknya saya coba kemukakan pemikiran saya mengenai arti dari sebuah “Persahabatan”.

“Persahabatan bagai kepompong….merubah ulat menjadi Kupu-kupu…..”, selanjutnya “Kini kita berjalan berjauh-jauhan…, Kau jauhi diriku karena sesuatu….dan seterusnya.

Sebait lagu milik Sindentosca yang belakangan meramaikan blantika musik tanah air tersebut, secara musik dan seni sungguh bagus. Secara sederhana lirik tersebut juga sangat mengena di masyarakat kita, sehingga membuat anak-anak, orang dewasa bahkan orang tua banyak yang menggandrungiya.

Mengapa demikian…??

Yah…karena lirik lagu tersebut memang mencerminkan pemahaman mengenai arti sebuah Persahabatan yang ada di masyarakat kita saat ini.

Berapa banyak orang yang mengaku bersahabat, berhubungan bertahun-tahun, saling kukuh dalam ego kepompongnya. Masing-masing berambisi untuk menjadi yang terbaik bagi dirinya sendiri sebagai kupu-kupu yang paling indah.

Apabila setelah keluar dari kepompongnya mereka berdua benar-benar menjadi Kupu-kupu yang indah, mereka akan bersaing, paling hebat sendiri, pada akhirnya berpisah.

Apabila yang jadi ternyata hanya satu, maka jangan harap si Kupu-kupu akan membantu sahabatnya yang masih jadi ulat untuk terbang bersama. Dengan kata lain ya berpisah juga.

Bagaimana bila dua-duanya tetap jadi ulat..?, umumnya mereka saling menyalahkan, tidak pernah instropeksi diri sendiri, diam-diaman, dan…sudah dapat ditebak pisah.

Katanya sayang…tapi kenapa pisah..?

Lebih keren lagi arti persahabatannya kemudian diwujudkan dalam pepatah yang sangat memprihatinkan…

“Tidak ada Kawan maupun Lawan, yang ada hanyalah Kepentingan…”

Dan lebih memprihatinkan lagi semua makna Persahabatan yang melenceng itu dikomunikasikan dan dipraktekkan hampir diseluruh sendi kehidupan masyarakat kita.

Jika demikian dimana letak Pershabatannya…? Dimana letak Komunikasinya…?, Dimana letak Kebersamaannya…? Dimana letak Kemajuan Bersamanya…?

Arti Persahabatannya yang sesungguhnya adalah bagaikan dua buah magnit.

Meskipun yang satu memiliki kutub Utara, dan satunya lagi memiliki kutub Selatan, namun keduanya mampu bersatu.

Saling memberi dan menerima membentuk satu medan magnit yang berputar terus menerus dalam sebuah rumah Dinamo. Menciptakan energi yang kuat bagaikan arus listrik, kemudian listriknya itu sendiri selain digunakan untuk men_”Charge” diri keduanya, tapi juga bisa menghidupkan Magnit lain yang lebih besar, dan menciptakan listrik lain yang lebih besar lagi…begitu seterusnya.

Seorang sahabat tidak pernah membiarkan sahabatnya Jatuh. Jika ada yang jatuh mereka akan saling membangunkan.

Seorang sahabat tidak pernah mencicil kepercayaannya kepada Sahabatnya. Sekarang 5%, besok 20%, besok 50%. Kalau lagi Ngambek turun 40% dst.

Seorang sahabat percaya 100% kepada sahabatnya. “Lo jangankan benernya, boongnya aja Gua percaya dah, sebab gua tau lo boong kagak mau nyusahin Gua…”

Seorang sahabat tidak perlu banyak bicara, dari mencium bau dan melihat wajah sahabatnya saja dia sudah tau kalau sahabatnya itu sedang Sedih atau Senang.

Seorang sahabat tidak pernah memanfaatkan sahabatnya dalam hal apapun.

Seorang sahabat “Ikhlas” bukan “Pamrih”

Seorang sahabat Tidak Mengenal kata Pisah. “Jauh dimata dekat di hati…” Orang tua dulu lebih benar.

Demikian seterusnya.

Jadi kembali keawal tulisan ini…, dimana letak Persahabatannya…?

Pernahkah terlintas sejenak, jangan terlena oleh lagunya. Tapi perhatikan sekelompok pemain bandnya. Dengan alat musik yang berbeda, dengan tugas pemain yang berbeda, mereka bersama-sama bersatu menciptakan komunikasi lewat musik dan alunan lagu yang menawan. Membawakan nyanyian Persahabatan yang dipahami dan sangat mengena di masyarakat. Menciptakan kemajuan bersama dan meraih Popularitas bersama…HEBAT.